Sekitar akhir bulan November 1949, tiba-tiba musuh menyerbu Balige, sebuah kota di pinggiran Danau Toba. Penduduk banyak yang mengungsi, tetapi mereka tidak gentar. Tentara pribumi yang mewarisi semangat pahlawan Si Singamangaraja itu tetap berpegang teguh pada semboyan “ Merdeka atau Mati “.
Anak-anak meninggalkan bangku sekolah. Tidak sedikit yang dengan diam-diam membantu pejuang-pejuang. Sahala dan kawan-kawannya ikut bergerilya. Mereka bersembunyi didaerah perbukitan Laguboti, Narumonda, Siborong-borong, dan sekitarnya.
Para Pelaku
1. Sahala seorang anak kelas 6 SD ( dulu seklah rakyat/SR )
2. Poltak, kawan sekelas Sahala
3. Jisman, kawan sekelas Sahala
4. Monang, seorang pemuda pejuang
5. Dua orang serdadu KNIL
Dialog
Monang : (Batuk-batuk sebentar) Hai, adik-adik ini dari mana?
Sahala : (Setengah berbisik) Kami tertangkap Belanda, Bang!
Monang : (Agak heran) Kalian anak-anak kecil begini ditangkap Belanda?
Jisman : Ya, Bang. ( Jawab Jisman serentak diikuti Sahala dan Poltak ).
Monang : Kalian masih sekolah, kan?
Poltak : Masih, Bang, tapi …tapi ….
Monang : Ya, ya saya tahu. Sekolah kalian ditutup, kan?
Poltak : Benar, Bang.
Sahala : Kalau boleh saya bertanya, kenapa Abang ada didalam kamar yang pengap ini?
Monang : Ha, ha, ha, … seperti halnya kalian, kan?
Sahala : Heeh, Bang, tapi kenapa Abang sampai di sel?
Monang : Bah, itu resiko seorang pejuang.
Jisman : Jadi, Abang ini seorang pejuang?
Monang : Ya, ya, saya seorang anggota tentara pelajar.
Poltak : Untung, ya, tidak ditembak? Hanya ditawan.
Monang : Kalau ditembak itu namanya sudah selesai, bah!
(Lalu mengalihkan pembicaraan) O, ya, ngomong-ngomong kita belum saling
berkenalan, bah! (Mengulurkan tangan menyalami ketiga anak sambil menyebutkan
nama) Monang.
Sahala : Sahala. (Sambil berjabat tangan dengan Monang).
Jisman : Jisman Sirait !
Monang : O, ya nama margamu, Sahala ?
Sahala : Manurung, Bang.
Poltak : Poltak Sihombing. ( Sambil menjabat tangan Monang).
Monang : Nah, sekarang ceritakan mengapa kalian sampai dimaksukkan ke sel ini! Apa kalian
mencuri?
Sahala : Mudah saja Abang menuduh kami pencuri, Bang.
Monang : Lalu, apa yang kalian kerjakan?
Sahala : Kecil-kecil, kami ini juga ikut berjuang, Bang.
Monang : O, ya?
Sahala : Kami terangkap ketika sedang mengadakan pengamatan di Desa Soposurung, dekat
makam Si Singamangaraja itu.
Monang : Bukan main, kalian memang anak-anak pemberani!
Poltak : (Memegang-megang perut) Aduh perutku lapar sekali!
Monang : Engkau harus taan itu! Ini sudah hamper malam.Biasanya baru besok pagi dikasih
makan. Nah, sebaiknya kaliantidur saja. Kalian pasti sangat capek. Bessok kalian
boleh mendengarkan cerita saya itu!
Pertanyaan Minggu Ini !
- Dimanakah tempat kejadian dalam dialog drama diatas?
- Dialek daerah manakah yang digunakan dalam naskah drama diatas?
- Sikap apa yang dapat kamu ambil dalam naskah dialog di atas?
- Sebutkan nama-nama tokoh dalam dialog drama di atas?
- Pada masa kapan kejadian drama diatas?
2 komentar:
saya murid kelas 6 dari sdn 03 pandeyan mengangakui hasil karya ini bagus
saya mengakui ini bagus saya murid kelas 6 dari sdn 03 pandeyan
Posting Komentar